Serangan Israel ke Iran Berefek ke Taiwan
Homeinternasional

Serangan Israel ke Iran Berefek ke Taiwan

Ketegangan geopolitik global kian memanas seiring eskalasi konflik antara Israel dan Iran yang kini menyeret perhatian berbagai ...

Mengenal Abdul Halim Khaddam, Presiden Suriah yang Hanya Menjabat 40 Hari
Libya Kembali Ekspor Minyak Setelah 'Rintangan' Diatasi
Parade Polisi Libya Dipenuhi Mobil Mewah
Ketegangan geopolitik global kian memanas seiring eskalasi konflik antara Israel dan Iran yang kini menyeret perhatian berbagai kekuatan besar dunia. Mantan Duta Besar AS untuk Israel, Daniel Kurtzer, bersama seorang mantan pejabat keamanan nasional, memperingatkan pemerintah AS agar tidak kembali terjebak dalam “bisnis pergantian rezim” di negara lain, sesuatu yang mulai ditinggalkan publik Amerika dalam beberapa dekade terakhir.

Namun di Washington, suara-suara dari kalangan hawkish tetap lantang. Selain Senator Ted Cruz, dua nama kuat yang ikut mendesak aksi keras terhadap Iran adalah Senator Tom Cotton dan Lindsey Graham. Mereka menilai momen ini bisa dimanfaatkan untuk menegaskan kembali dominasi AS di kawasan Timur Tengah.

Di sisi lain, pengamat geopolitik Tiongkok melihat situasi ini sebagai peluang strategis. Menurut sejumlah analis di Beijing, bila AS sibuk dengan Iran, fokus militernya ke Selat Taiwan akan melemah. Hal ini tentu membuka ruang manuver lebih besar bagi Tiongkok yang selama ini menantikan celah untuk menguatkan posisinya di kawasan itu.

Sejarawan Inggris Niall Ferguson bahkan mengaitkan situasi ini dengan perebutan pengaruh global. Dalam sebuah tulisannya, ia menyebut “siapa yang menguasai Taiwan, menguasai dunia”, sekaligus mendorong AS untuk memanfaatkan momentum agar tak hanya menuntaskan konflik Iran, tetapi juga mengirim pesan kepada negara-negara otoriter pendukung Teheran.

Di New York, aksi protes mewarnai jalanan sejak pertengahan Juni. Ribuan orang turun ke jalan meminta pemerintahan Trump agar tak menyeret AS ke perang besar di Timur Tengah. Banyak warga Amerika khawatir pengalaman pahit di Irak dan Afghanistan akan terulang kembali dengan risiko lebih besar.

Bagi sebagian pengamat Barat, posisi Trump dalam krisis nuklir Iran akan menjadi ujian sejauh mana keberanian sekaligus komitmen strategis pemerintahannya. Apakah AS berani menyelesaikan apa yang dimulai Israel, atau justru memilih bersikap moderat demi kestabilan kawasan.

Dilema ini makin rumit karena jika AS menghindari intervensi di Iran, banyak pihak meragukan komitmennya di kawasan lain, termasuk Selat Taiwan. Bila konflik pecah di sana, kecil kemungkinan militer AS bisa campur tangan maksimal di dua front sekaligus, mengingat risiko dan konsekuensinya yang jauh lebih besar.

Sebaliknya, bila AS bersikap tegas terhadap Iran dan menarik garis merah, kredibilitas global Washington mungkin bisa dipulihkan. Dunia akan menilai apakah Trump hanya sekadar retorika atau benar-benar mampu menindaklanjuti ancamannya di medan perang.

Di meja para analis strategis Pentagon, kekhawatiran lain juga muncul. Jika AS terlalu lama terjebak dalam konflik Timur Tengah, sementara perang di Ukraina belum berakhir, kondisi ini bisa memberi ruang bagi Tiongkok untuk meningkatkan tekanan militer di Selat Taiwan.

Padahal, bagi Beijing, stabilitas Timur Tengah sama pentingnya dengan Laut Cina Selatan. Bukan soal Taiwan saja, melainkan juga kelancaran perdagangan global melalui Selat Hormuz yang menjadi jalur vital ekspor minyak dunia, termasuk ke Tiongkok.

Situasi ini membuat Beijing tidak menginginkan eskalasi lebih luas di kawasan. Konflik besar di Timur Tengah bisa mengguncang pasar energi dunia dan merugikan kepentingan ekonomi Tiongkok yang sangat bergantung pada impor minyak dari Teluk.

Namun di Washington, suara-suara hawkish tetap mendominasi, melihat setiap krisis sebagai peluang untuk menunjukkan kekuatan militer AS. Bagi mereka, membiarkan Iran tanpa korban nyawa dan kerugian lebih besar dari serangan Israel dianggap sebagai kelemahan yang bisa dimanfaatkan musuh-musuh Amerika lainnya.

Meski begitu, sebagian analis menilai bahwa tindakan sembrono justru akan membawa bencana baru. Menyerang Iran bisa memicu perlawanan bersenjata dari sekutu-sekutu Teheran di kawasan, memperluas perang ke Lebanon, Suriah, bahkan Yaman.

Trump pun dipaksa menghadapi dilema klasik AS di Timur Tengah: menunjukkan kekuatan atau menghindari perang besar yang melelahkan. Kedua opsi memiliki risiko berat dan bisa berimbas ke keseimbangan kekuatan di kawasan Asia-Pasifik.

Tidak sedikit pengamat meyakini bahwa keputusan Trump soal Iran akan turut menentukan langkah Tiongkok di Selat Taiwan. Bila AS lemah di satu front, Beijing bisa saja menguji batas di kawasan yang selama ini dianggap sebagai titik sensitif stabilitas Asia Timur.

Namun di sisi lain, Iran juga dituntut membuat konsesi nyata terkait isu nuklir. Dunia berharap krisis bisa diredakan melalui diplomasi, tapi tekanan dari pihak Israel dan hawkish AS bisa membuat jalur damai makin sempit.

Sementara itu, komunitas internasional, termasuk Uni Eropa dan Rusia, menyerukan agar semua pihak menahan diri. Mereka khawatir ketegangan yang tidak terkendali akan memicu perang regional yang jauh lebih luas dan merusak stabilitas global.

Pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB disebut sedang dirancang, namun belum jelas apakah AS akan mengikutinya atau tetap bersikeras menyelesaikan masalah ini dengan pendekatan kekuatan. Dunia kini menunggu keputusan Trump di tengah situasi yang terus memanas.


Sementara itu, dalam pernyataan resminya yang dirilis kantor berita pemerintah KCNA, juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut menyebut bahwa serangan Israel ke Iran dan Gaza sejak tahun lalu merupakan kejahatan kemanusiaan yang tak dapat dimaafkan. Pyongyang mengecam keras keterlibatan negara-negara Barat yang dinilai membiarkan kekerasan itu terus terjadi.

Korut menyatakan keprihatinan serius atas situasi ini dan memperingatkan AS serta negara-negara Eropa agar tidak “menyulut api perang” menjadi lebih luas. Menurut Pyongyang, aksi terorisme yang disponsori negara seperti ini hanya akan memicu konflik besar yang tak lagi terkendali di kawasan yang sudah lama dilanda ketegangan.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump dengan tegas menyatakan bakal membalas habis-habisan jika Iran menyerang fasilitas atau pasukan AS di kawasan. Pidato Trump itu disampaikan bersamaan dengan gelombang serangan udara Israel ke berbagai situs penting Iran, termasuk markas intelijen militer di Teheran.

Korea Utara menilai keterlibatan militer asing, terutama AS, hanya akan memperpanjang penderitaan warga sipil dan meningkatkan potensi pecahnya perang skala regional yang melibatkan banyak negara. Pyongyang juga mengingatkan bahwa situasi ini berpotensi mengguncang stabilitas keamanan global.

Di dalam negeri AS sendiri, gelombang demonstrasi menolak perang mulai bermunculan. Warga Amerika menunjukkan penolakan atas rencana militer Trump yang dianggap akan menyeret negara itu ke konflik berdarah baru seperti di Irak dan Afghanistan.

Sejumlah pengamat menilai peringatan Korea Utara merupakan sinyal bahwa negara-negara anti-Barat mulai menyusun posisi bersama dalam menghadapi dominasi militer AS dan sekutunya. Situasi ini berpotensi membentuk blok baru dalam peta geopolitik dunia yang kian terbelah.

Dengan ketegangan yang belum menunjukkan tanda mereda, dunia kini menanti langkah lanjutan dari Washington dan Teheran, di tengah peringatan keras dari berbagai pihak yang mengkhawatirkan pecahnya perang besar di kawasan Timur Tengah.

Nama

akademisi,2,arsitektur,12,baru,15,bekasi,1,bisnis,8,bogor,1,bugis,1,cikarang,1,cirebon,2,daerah,1,depok,2,dkijakarta,1,ekonomi,1,english,6,greater jakarta,9,hiburan,12,hukum,3,internasional,61,karawang,1,nasional,15,olahraga,1,pendidikan,14,pengamat,4,politik,25,purwakarta,1,sejarah,5,sosial,1,sukabumi,2,tangerang,1,teknologi,12,tokoh,1,top,11,universitas,1,wisata,7,
ltr
item
Greater Jakarta: Serangan Israel ke Iran Berefek ke Taiwan
Serangan Israel ke Iran Berefek ke Taiwan
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgg7IRMT_dYtPgPK7IW_y-GjqzvBh7znTwfdmvA0YpQknipI6bqlvZMG1JscCjvcpI2aecan4N3H_LGJWsItm7PATZ_oYFsvpGoR_13mfbSS9WJQrwpENt5TjV-mgM4vYLid3BY3Uj9CH0gfOyMbaD6wmAoBLw-rxCWLXpr9CBeeo5ovJ9RoZJ1umZHSA
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgg7IRMT_dYtPgPK7IW_y-GjqzvBh7znTwfdmvA0YpQknipI6bqlvZMG1JscCjvcpI2aecan4N3H_LGJWsItm7PATZ_oYFsvpGoR_13mfbSS9WJQrwpENt5TjV-mgM4vYLid3BY3Uj9CH0gfOyMbaD6wmAoBLw-rxCWLXpr9CBeeo5ovJ9RoZJ1umZHSA=s72-c
Greater Jakarta
https://greater-jakarta.blogspot.com/2025/06/serangan-isrel-ke-iran-berefek-ke-taiwan.html
https://greater-jakarta.blogspot.com/
http://greater-jakarta.blogspot.com/
http://greater-jakarta.blogspot.com/2025/06/serangan-isrel-ke-iran-berefek-ke-taiwan.html
true
6947194472983378553
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy