Pemerintah Puntland resmi membuka sebuah fasilitas olahraga baru berupa lapangan bola basket di distrik Garoowe, ibu kota admini...
Pemerintah Puntland resmi membuka sebuah fasilitas olahraga baru berupa lapangan bola basket di distrik Garoowe, ibu kota administratif wilayah otonom tersebut. Peresmian dilakukan langsung oleh Wakil Presiden Puntland dan menjadi simbol upaya kawasan ini untuk terus membangun infrastruktur publik di tengah situasi politik Somalia yang belum stabil. Proyek ini dikerjakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Puntland dengan dukungan dari lembaga pembangunan Jerman, GIZ.
Puntland merupakan salah satu wilayah otonom di timur laut Somalia yang sejak 1998 mendeklarasikan pemerintahan sendiri. Meski demikian, Puntland tetap menyatakan diri sebagai bagian dari Republik Federal Somalia. Sikap ini berbeda dengan Somaliland di bagian barat laut, yang sejak 1991 mendeklarasikan kemerdekaan penuh dan kini sudah diakui secara resmi oleh Ethiopia.
Hubungan antara Somaliland dan Puntland selama ini diwarnai ketegangan, khususnya soal sengketa perbatasan di wilayah Sool dan Sanaag. Kedua belah pihak beberapa kali terlibat bentrokan senjata demi memperebutkan wilayah strategis tersebut. Meski beberapa kali diupayakan perundingan damai, kesepakatan perbatasan permanen hingga kini belum tercapai.
Secara hukum internasional, baik Somaliland maupun Puntland masih dianggap bagian dari Somalia. Namun dalam praktiknya, Somaliland telah membangun institusi pemerintahan lengkap, mata uang, angkatan bersenjata, hingga sistem peradilan sendiri. Kondisi ini membuat Somaliland lebih stabil secara politik ketimbang Puntland yang masih menghadapi sejumlah kelompok bersenjata dan pengaruh kelompok ekstremis.
Jika dibandingkan dari sisi kemakmuran, Somaliland saat ini unggul tipis. Ibu kotanya, Hargeisa, berkembang pesat menjadi pusat perdagangan, keuangan, dan jasa. Pelabuhan Berbera yang dikelola oleh perusahaan dari Uni Emirat Arab menjadi pintu ekspor-impor penting di pesisir Laut Merah. Keberhasilan diplomasi informal Somaliland juga membuatnya lebih banyak menerima investasi asing.
Puntland sebenarnya memiliki potensi alam yang besar, mulai dari hasil perikanan, pertambangan hingga pelabuhan Bosaso yang strategis. Namun konflik bersenjata, ketidakpastian hukum, dan ketergantungan terhadap dana pembangunan asing membuat ekonomi Puntland berjalan lebih lambat. Beberapa proyek infrastruktur dan perikanan memang berjalan, namun belum menyamai stabilitas Somaliland.
Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, pemerintah Puntland seharusnya mulai membangun komunikasi diplomasi ekonomi intensif dengan negara-negara teluk seperti Qatar, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi. Potensi investasi di sektor perikanan, pelabuhan, serta pembangkit listrik tenaga angin dan surya di kawasan pesisir menjadi peluang besar yang belum tergarap maksimal.
Qatar khususnya, memiliki kepentingan strategis di kawasan Tanduk Afrika. Investasi mereka di pelabuhan, bandara, serta kawasan industri di Djibouti dan Sudan bisa diperluas ke Puntland. Posisi Bosaso yang dekat dengan jalur pelayaran internasional menawarkan nilai tambah bagi Qatar dalam strategi logistik globalnya. Puntland tinggal menyiapkan kepastian hukum dan jaminan keamanan.
Selain itu, sektor perikanan Puntland memiliki nilai komersial tinggi dengan pasar ekspor ke Timur Tengah. Kerja sama dalam bentuk zona industri perikanan dan pengolahan hasil laut dengan Qatar atau Oman dapat menjadi langkah strategis. Apalagi stok perikanan Somalia di Samudera Hindia dikenal sangat melimpah namun belum tergarap optimal.
Di bidang pertambangan, Puntland menyimpan cadangan minyak dan gas di kawasan daratan serta lepas pantai. Beberapa perusahaan energi asal Kanada dan Inggris sempat melakukan eksplorasi, namun proyeknya terhenti akibat konflik keamanan. Melibatkan Qatar Petroleum atau perusahaan energi milik negara-negara teluk bisa menjadi opsi untuk membuka kembali blok-blok energi yang tertunda.
Perluasan jaringan investasi dari Negara Teluk di Puntland juga bisa menjadi stimulus menarik.
Puntland bisa meniru model kerjasama Somaliland dengan DP World di pelabuhan Berbera. Pelabuhan Bosaso dapat dikelola bersama operator pelabuhan internasional dari Qatar atau Turki untuk meningkatkan kapasitas bongkar muat dan fasilitas ekspor. Langkah ini akan mempercepat pertumbuhan ekonomi dan membuka akses dagang lebih luas ke Asia dan Timur Tengah.
Selain sektor ekonomi, diplomasi pendidikan juga penting. Puntland bisa menawarkan program beasiswa bagi mahasiswa Timur Tengah untuk belajar tentang perikanan tropis, keamanan maritim, hingga manajemen pelabuhan di Bosaso. Skema ini tidak hanya memperluas jejaring diplomasi, tetapi juga menarik perhatian lembaga pendidikan asing untuk membuka cabang di Puntland.
Dari sisi politik, Puntland perlu memanfaatkan peluang ketegangan antara Ethiopia dan pemerintah Somalia pusat pasca pengakuan resmi Ethiopia terhadap Somaliland. Dengan menjaga hubungan netral dan menawarkan diri sebagai mitra strategis bagi investor Timur Tengah, Puntland bisa mengambil peran penting di Tanduk Afrika tanpa harus memutus hubungan dengan Mogadishu.
Jika langkah-langkah ini dijalankan, dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan Puntland bisa menyaingi kemajuan Somaliland, khususnya di bidang ekonomi kelautan dan logistik pelabuhan. Stabilitas politik dalam negeri akan menjadi kunci utama agar investasi asing tidak ragu menanamkan modal di wilayah tersebut.
Meski hingga kini perbatasan resmi antara Puntland dan Somaliland belum selesai, diplomasi ekonomi sebaiknya dipisahkan dari konflik politik. Dengan begitu, investasi strategis tetap bisa masuk tanpa harus terhambat isu wilayah yang bisa dinegosiasikan kemudian hari.
Kesimpulannya, Puntland memiliki peluang besar untuk bangkit asalkan berani membuka jalur kerja sama ekonomi ke Timur Tengah dan negara-negara Asia. Jika pemerintah Puntland serius menyusun regulasi investasi ramah investor dan menjamin keamanan wilayah pelabuhan, kawasan ini bisa menjadi simpul dagang penting di jalur Laut Arab-Samudera Hindia dalam waktu dekat.
COMMENTS