Intervensi militer Suriah dalam Perang Saudara Lebanon yang dimulai pada 1976 menjadi salah satu bab kelam sejarah Timur Tengah ...
Intervensi militer Suriah dalam Perang Saudara Lebanon yang dimulai pada 1976 menjadi salah satu bab kelam sejarah Timur Tengah yang jarang dibahas secara gamblang di ranah internasional. Keputusan Damaskus di bawah pemerintahan Hafez al-Assad untuk mengirim pasukan ke Lebanon dilakukan tanpa mandat resmi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, meskipun kemudian memperoleh persetujuan terbatas dari Liga Arab. Langkah ini didorong oleh pertimbangan geopolitik internal Suriah sekaligus ketegangan regional yang saat itu kian memanas akibat konflik Israel-Palestina.
Ketika perang saudara meletus di Lebanon pada 1975, negara kecil di pesisir Laut Mediterania itu segera menjadi ajang perebutan pengaruh berbagai kekuatan eksternal. Di satu sisi, milisi Maronite Kristen Lebanon yang didukung Barat dan Israel, di sisi lain kekuatan milisi Muslim dan kelompok kiri yang bersekutu dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Suriah, yang saat itu berambisi mempertahankan dominasi regional, memilih untuk berpihak kepada milisi Maronite demi membendung pengaruh PLO yang mulai terlalu kuat di wilayah tersebut.
Presiden Hafez al-Assad menyadari bahwa kekuatan militer PLO yang beroperasi di Lebanon tak hanya mengancam kestabilan negara itu, tetapi juga berpotensi menyeret Suriah ke dalam konfrontasi langsung dengan Israel. Assad menilai jika kekuatan pro-Palestina di Lebanon menang, maka posisi Suriah sebagai pemain utama di kawasan akan terancam. Oleh sebab itu, pasukan Suriah dikirim untuk mendukung milisi Kristen dalam sejumlah pertempuran strategis.
Selain pasukan reguler, Suriah juga membentuk milisi proksi bernama Palestine Liberation Army (PLA) yang secara nominal berada di bawah kendali PLO, namun dalam praktiknya lebih loyal kepada Damaskus. PLA ini berperan penting dalam operasi-operasi di Lebanon, terutama dalam menghadapi kelompok fedayeen Palestina dan milisi sayap kiri Lebanon.
Sementara itu, meskipun tak mendapatkan mandat dari Dewan Keamanan PBB, intervensi Suriah sempat dilegalkan secara terbatas oleh Liga Arab melalui pembentukan Pasukan Penjaga Perdamaian Arab. Namun dalam kenyataannya, kontingen Arab lainnya hanya berperan simbolis, sedangkan Suriah menguasai hampir seluruh operasi militer di lapangan.
Tindakan Suriah menuai kecaman luas dari dunia Arab. Negara-negara seperti Irak, Libya, dan Yaman Selatan mengecam tindakan Assad sebagai bentuk pengkhianatan terhadap perjuangan Palestina. Namun di balik itu, beberapa negara Teluk diam-diam mendukung langkah Damaskus karena khawatir terhadap potensi meluasnya pengaruh PLO yang saat itu cenderung radikal.
Dari sisi pendanaan, sebagian besar biaya operasi militer di Lebanon ditanggung oleh Suriah sendiri. Meski begitu, ada indikasi bahwa beberapa negara Arab, terutama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, ikut memberikan sokongan dana tak langsung kepada Damaskus untuk memastikan kestabilan Lebanon yang kala itu memiliki hubungan ekonomi erat dengan kawasan Teluk.
Selama hampir 29 tahun, kehadiran militer Suriah di Lebanon menjadi isu sensitif di Timur Tengah. Suriah mengendalikan berbagai posisi strategis di Lebanon, mulai dari Beirut Timur, Lembah Bekaa, hingga perbatasan selatan dekat Israel. Kehadiran ini baru benar-benar berakhir pada 2005 setelah pembunuhan mantan Perdana Menteri Lebanon Rafik Hariri yang dituduhkan kepada Damaskus, memicu tekanan internasional dan protes rakyat Lebanon.
Secara geopolitik, intervensi ini menempatkan Suriah dalam posisi dominan di Lebanon selama tiga dekade. Damaskus mampu mengatur jalannya pemerintahan, penunjukan presiden Lebanon, serta kebijakan luar negeri Beirut. Selain itu, Suriah menjadikan Lebanon sebagai benteng pertahanan strategis dalam menghadapi ancaman Israel di kawasan.
Namun demikian, keberadaan militer Suriah juga menimbulkan luka sejarah bagi banyak warga Lebanon. Kasus-kasus pelanggaran HAM, penahanan sewenang-wenang, hingga hilangnya sejumlah aktivis dan politisi Lebanon di masa pendudukan Suriah masih menjadi isu yang belum selesai hingga kini.
Di sisi lain, Israel memandang kehadiran Suriah di Lebanon sebagai ancaman langsung. Hal ini mendorong Tel Aviv melakukan invasi militer besar-besaran ke Lebanon pada 1982, yang kemudian memicu pertempuran sengit antara Israel, PLO, dan pasukan Suriah di Beirut dan Lembah Bekaa.
Meskipun tujuan awal Damaskus adalah untuk membendung kekuatan PLO, dalam perjalanannya intervensi ini justru mengukuhkan posisi Suriah sebagai kekuatan regional yang ditakuti. Selama dua dekade, siapa pun yang ingin berkuasa di Beirut harus berkompromi dengan Damaskus.
Pasca penarikan pasukan Suriah pada 2005, hubungan Lebanon dan Suriah tetap memburuk. Banyak pihak di Lebanon menuding Suriah masih mencoba mempengaruhi situasi politik dalam negeri mereka lewat jalur non-militer, termasuk melalui kelompok Hizbullah yang beraliansi erat dengan Damaskus.
Dari kacamata hukum internasional, intervensi Suriah di Lebanon sejak awal memang tidak memiliki legitimasi formal dari PBB. Bahkan Dewan Keamanan sempat membahas isu ini pada beberapa kesempatan, namun veto dari Uni Soviet dan perpecahan di antara negara-negara Arab membuat resolusi resmi tak pernah disahkan.
Sejarawan Timur Tengah mencatat bahwa intervensi Suriah di Lebanon merupakan contoh nyata bagaimana negara-negara regional memanfaatkan konflik domestik negara tetangga demi memperluas pengaruh geopolitik. Situasi yang terus berulang di kawasan hingga hari ini.
Kini, warisan intervensi Suriah di Lebanon masih menyisakan ketegangan sosial dan politik. Ketidakpercayaan antarkelompok agama, serta jejak trauma masa perang menjadi pekerjaan rumah bagi Lebanon yang hingga kini masih kesulitan keluar dari krisis multidimensi.
Dengan kondisi Lebanon saat ini yang terjerat konflik ekonomi dan ketegangan sektarian, banyak analis menilai bahwa bayang-bayang kekuasaan Suriah di masa lalu masih mempengaruhi dinamika politik Beirut hingga kini, meskipun Damaskus tak lagi memiliki kehadiran militer resmi di wilayah tersebut.
Baca selanjutnya
COMMENTS