Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belakangan ini dinilai kurang optimal. Pasalnya, komisi antirasuah itu tidak berani menyentuh...
"KPK sekarang kurang greget. BLBI, Century, bagi kami KPK belum selesaikan kasus besar," ujar Direktur Madrasah Anti Korupsi Pemuda Muhammadiyah Abdul Rahman Syahputra di Gedung PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Kamis (29/12).
Dia lantas memberi nilai rendah dalam evaluasi pemberantasan korupsi selama tahun 2016 "Kita kasih nilai lima," tegasnya.
Abdul pun menilai, ada intervensi politik sehingga KPK yang saat ini dipimpin Agus Rahardjo itu tak berani menyentuh kasus-kasus tersebut. "KPK kayak takut ngurusin kasus besar. Tentu lah, soal politik terutama, komsioner KPK kan dipilih dari proses politik, dari DPR," ucapnya.
Termasuk adanya kekhawatiran KPK menyinggung lembaga penegak hukum lain. "Ketika disinggung lahir cicak versus buaya, mereka khawatir energi habis di sana," duga Abdul.
Dia menyangsikan alasan KPK bahwa mereka kekurangan penyidik untuk mengurusi kasus korupsi yang ada. Namun, dengan jumlah yang sedikit itu seharusnya KPK berpikir untuk menyelesaikan kasus besar saja. Untuk kasus korupsi lainnya bisa diserahakan ke institusi penegak hukum lain seperti Kepolisian dan Kejaksaan.
"Sudah tau sedikit, kasus yang dikerjakan juga cuma sedikit, ya ambil yang gede-gede, yang daya rusak luar biasa dan pejabat yang korupsinya luar biasa. Kalau cuma direktur di kementerian, dirjen, kurang," kritiknya.
Karena itu, Abdul berharap agar di tahun depan, KPK menyelesaikan kasus korupsi besar yang hingga kini belum jelas arahnya.
"KPK di 2017, fokus PR (pekerjaan rumah)-nya. BLBI, kasus nyanyian Nazaruddin. Dari mulai Century, itu dibongkar, kalau ada masalah sampai ke atasnya, disampaikan, jangan sampai mandek di tengah jalan," pungkasnya. (sumber)
COMMENTS