Situs Partai Idaman yang baru lolos verifikasi baru-baru ini dihiasi dengan lagu Roma Irama. Bila berkunjung ke partaidaman.org , beb...
Bila berkunjung ke partaidaman.org, beberapa lagu langsung autoplay menghibur pembaca.
Dunia politik bukan hal baru bagi KH. Rhoma Irama Sejak awal-awal masa kariernya, Rhoma tercatat pernah bergabung dengan parpol.
Bahkan, Rhoma berhasil menggabungkan antara politik dan musik dangdut. Dalam setiap kampanye PPP, musik dangdut ditampilkan untuk menghibur peserta kampanye. Kampanye dengan hiburan musik dangdut dan musik-musik lain pun hingga saat ini masih berlangsung.
Pilihan Rhoma mendukung PPP ini berbuah pencekalan. Beberapa izin konsernya tidak dikeluarkan oleh Pemerintahan Orde Baru kala itu karena Rhoma dipandang sebagai ikon partai Ka’bah. Rhoma juga sempat dimusuhi oleh pemerintah lantaran ogah menerima tawaran masuk Golongan Karya (Golkar).
Pemerintah Orde Baru juga mencekal Rhoma dan melarang Raja Dangdut tersebut tampil di TVRI selama 11 tahun, mulai tahun 1977.
Dalam buku ‘Dangdut Stories’ karya Andrew M Weintraub, ketika kampanye untuk PPP, Rhoma memelesetkan lagunya yang sangat populer ketika itu, yaitu ‘Begadang’. “Begadang jangan begadang, kalau tiada artinya, begadang boleh saja, kalau ada perlunya”. Pelesetannya jadi; “Menusuk boleh menusuk, asal yang ada artinya, Menusuk boleh menusuk, Asal Kabah yang ditusuk”. (sumber)
Rhoma Irama: Yang Pasti Bukan Dukung Tersangka Lah https://t.co/GGSwtJ0NkC #PartaiIdaman #RhomaIrama pic.twitter.com/5EWKgMY0Lk— Infonitas.com (@infonitascom) 15 Desember 2016
COMMENTS