Dampak kehancuran akibat genosida di Gaza tidak saja telah membuat 200 ribua korban luka dan tewas juga sekitar 70 persen pendud...
Dampak kehancuran akibat genosida di Gaza tidak saja telah membuat 200 ribua korban luka dan tewas juga sekitar 70 persen penduduk Gaza mengungsi.
Palestina diperkirakan akan membutuhkan waktu 80 tahun untuk membangun kembali kota yang ada.
Genosida berkala di Gaza merupakan bagian dari penjajahan Palestina oleh Israel sejak Al Nakba 1948.
Paska tahun 2000 saja, terdapat hampir dua tahun sekali pembantaian massal dan hampir tiap bulan terjadi pembunuhan kepada warga Palestina yang tak berdosa.
Setidaknya dibutuhkan 80 miliar dolar AS untuk rekonstruksi tersebut. Sebagai perbandingan estimasi awal biaya pembangunan Ibukota Nusantara di Kaltim sekitar 35 miliar dolar AS.
Ironisnya, Israel akan menjadi pihak pertama yang diuntungkan dalam proyek pembangunan Gaza sebagaimana beberapa genosida dan pembantaian di beberapa tahun sebelumnya.
Hal itu karena hampir semua bahan baku bangunan selain pangan harus masuk melalui Israel dan dikenalan bea masuk.
Walaupun Gaza memiliki perbatasan dengan Mesir, namun tetap saja bahan bangunan yang masuk harus melalui pintu perbatasan Israel sebelum masuk ke Gaza.
Walau begitu, baik Yordania dan Mesir sedikit banyak tetap mendapat keuntungan khususnya produk dan barang yang dikirim oleh negara-negara Islam bagi yang menolak masuk melalui pelabuhan Israel.
Selain dari keuntungan bahan bangunan, Israel juga memonopoli segala arus ekspor dan impor Gaza. Tel Aviv mengangap Palestina yang dijajahnya sebagai 'Bantustan' sebuah istilah apartheid lama di Afrika Selatan.
Jika dilihat dari tingkat kerusakan yang masif, kualitas kehidupan di Gaza akan menurun drastis menyamai Suriah dan Yaman dua di antara negara yang menjadi target pemiskinan global oleh negara-negara hegemon.
Suriah saat ini belum bisa bangkit maksimal karen 1/3 negaranya masih dikuasai oleh AS dkk melalui beberapa kelompok separatis dan pemberontak daru kaca mata Damaskus.
AS dkk juga menerapkan "Embargo Kaesar" untuk melucuti ekonomi Suriah yang semakin rapuh.
Anehnya, wilayah yang dikuasai AS dkk juga tak dibangun karena keterbatasan yang ada.
Wilayah SDF di Timur Suriah misalnya masih bergantung dengan mata uang Suriah meski menguasai 70 persen ladang migas nasional.
Begitu juga wilayah Al Rukban yang menjadi tempat bercokolnya AS dkk di Pangkalan Al Tanf, tak tersentuh pembangunan.
Bahkan lembaga kemanusiaan juga dipimpong antara rejim Bashar Al Assad yang melakukan blokade dan ketidakmampuan oposisi menembus blokade tersebut. Dapat juga diartikan keidakinginan AS dkk untuk memasok bantuan dari jalur udara.
Sementara itu kawasan pengungsi di Idlib dan wilayah utara Suriah masih bernasib baik karena memiliki perbatasan dengan Turki.
Perputaran ekonomi masih aflda meski tak sebesar di wilayah Assad yang berada dalam embargo AS dkk.
Isu kemanusiaan di Suriah, Gaza Palestina dan pengungsi Rohingya diperkirakan bakal menjadi topik hangat diperbincangkan pada beberapa dekade ke depan.
COMMENTS